Dalam definisi syariat : Wali adalah kekasih Allah. Seorang wali tidak akan bermaksiat pada Allah.
Seseorang wali tidak akan melanggar perintah Allah. Bila ada orang ahli bermaksiat dan suka melanggar perintah serta larangan Allah, pasti tidak akan jadi kekasih Allah. Karena Allah itu, laa yakmurukum bis suu-i wal fakhsyaa-i wal munkari wal baghi (Allah tidak memerintahkan kalian berbuat kejahatan, kekejian, kemunkaran dan kemaksiatan).
Tetapi, beberapa masyarakat terkadang memaknai `wali` itu sebagai orang sakti yang bisa melakukan apa saja, sampai terlihat berperilaku nyeleneh, atau tidak wajar dikerjakan oleh umat Islam pada umumnya.
Bahkan juga terkadang umat salah bersikap, seperti pada orang yang melawan syariat Islam juga tiba-tiba dikira wali serta dipercaya kebenaran sepak terjangnya, karena terlanjur memperoleh julukan `wali`.
Misalnya, bila ada orang yang berpenampilan agamis, seperti suka memakai baju islami, dengan aksesori yg tidak umum digunakan orang-orang, lalu ia melakukan beberapa hal yang berlawanan dengan rutinitas biasanya, sampai yang terlihat pada dirinya yaitu karakter nyeleneh atau terlihat aneh, jadi dengan serta merta orang-orang akan menyebutnya sebagai `wali`, meskipun orang itu tidak jelas aqidahnya, asal usulnya, terlebih bagaimana keabsahan ibadahnya.
Konon ada seorang yang terlanjur di kenal sebagai tokoh Islam serta dipercaya sebagai seseorang `wali`, meskipun ia tidak pernah shalat fardlu lima waktu, terkecuali hanya kadang-kadang saja bila ia anggap penting, untuk kelanggengan kedudukannya di mata orang-orang, bahkan banyak perilakunya yang bertentangan dengan syariat Islam.
Diantaranya, ia tidak mematuhi ayat Alquran dengan cara terang-terangan, pada firman Allah yang berarti :
Dan sesungguhnya Allah sudah menurunkan pada kamu didalam Al-Quran bahwa apabila anda mendengar ayat-ayat Allah diingkari serta diperolok-olokkan (oleh orang-orang kafir waktu mereka mengadakan ritual menyembah tuhan mereka), jadi janganlah kamu duduk beserta mereka, hingga mereka masuk perbincangan yang lain. Karena sebenarnya (bila kamu berbuat demikian), tentunya kamu sama dengan mereka (dalam kemusyrikan). Sebenarnya Allah akan menghimpun semua orang-orang munafik (yang duduk dalam acara ritual orang kafir) serta orang-orang kafir, didalam Jahannam. (QS. Annisa, 40).
Sang tokoh, justru ikut ada dalam natalan yang di gelar di gereja oleh kaum Nasrani musuh-musuh Allah. Bahkan dalam satu acara, sang tokoh yang diwalikan ini ikut dibaptis oleh pendeta wanita yang datang dari luar negeri. Videonya juga telah beredar di internet.
Yang lebih runyam, ketika ia melanggar aqidah tauhid, yakni melecehkan ayat-ayat Alquran dengan menyebutnya sebagai kitab suci paling porno se dunia, tetapi masyarakat masih saja mengagung-agungkannya serta meyakininya sebagai `wali`.
Bila di teliti, ternyata konon, berita kewaliannya itu sengaja dihembuskan oleh media massa sekuler, untuk keuntungan kenaikan oplah secara bisnis dengan mengangkat tema itu.
Ada peristiwa semacam ini adakalanya karena `wali` imitasi yang berkaitan, mempunyai `keramat gandul`, yakni karena kebesaran nama orangtua atau kakek moyang atau marganya, lalu digunakan media massa untuk kebutuhan bisnisnya.
Misalnya, media sering kali membuat beberapa arti baru yang berkesan dibuat-buat, seperti Fulan anak mantan menteri agama, atau Fulan cucu pendiri NU, atau Fulan dari keluarga darah biru, dan sebagainya.
Demikianlah salah satu modus media sekuler dalam memoles seorang yang banyak bermaksiat pada Allah berproses jadi `wali` imitasi di hadapan publik.
Sayangnya, kebanyakan bangsa Indonesia ini masih yakin 100 % pada kabar berita media masa dengan tanpa di teliti lagi atau disaring lagi, jadi berita-berita itupun segera ditelan mentah-mentah, terlebih bila berbau infotaiment.
Termasuk berita kewalian seorang yang dalam kesehariannya tidak bersyariat secara baik serta benar, namun tetap dielu-elukan sebagai seorang wali. Bahkan juga waktu meninggalpun ia tetap diagung-agungkan sampai terkesan dikultuskan.
Keanehan semacam ini betul-betul terjadi di Indonesia.
Bila konon di jaman Nabi terdahulu ada seseorang kaya bernama Qarun yang kekayaannya begitu melimpah ruah, tetapi ia begitu dhalim pada orang lain, dan berani ingkar tehadap agama Allah karena mengikuti ajakan setan. Jadi Allah juga murka terhadapnya sampai Allah memerintahkan bumi untuk menelannya.
Jadi bumi pun atas ijin Allah, menarik Qarun sampai dirinya amblas terkubur ditelan bumi.
Keadaan kuburan Qarun yang amblas itu pertanda dahsyatnya kemurkaan Allah padanya, karena Qarun telah jadi kekasih setan (walinya setan) serta melawan perintah Allah.
Nah, di jaman edan ini, bila ada kuburan seseorang tokoh yang amblas, jadi oleh keterbalikan logika orang-orang, ataupun kesalahkaprahan umat Islam kalangan awam dalam memaknai arti wali, jadi justru kuburan amblas macam demikian itu yang dikira sebagai kuburan wali keramat, sampai perlu ramai-ramai untuk diziarahinya.
Walau sebenarnya, kemurkaan Allah pada kemungkaran Qarun yang ditampakkan dengan amblasnya kuburan Qarun itu, yaitu sebagai peringatan dari Allah pada umat manusia.
Berarti, bila mereka melanggar perintah serta larangan Allah, jadi Allah tidak akan segan-segan mengamblaskan kuburannya waktu sudah meninggal.
Nah, peristiwa kuburan amblas di muka bumi semcam ini, dapat terjadi karena Allah murka pada penghuninya, serta besar kemungkinan karena konon penghuninya tidak mengikuti perintah Allah serta tidak menjauhi larangan-larangan-Nya.
Semoga kuburan kita serta anak cucu kita tidak ada yang amblas, sekalipun hanya sejengkal.
Sumber : www. nugarislurus. com
Seseorang wali tidak akan melanggar perintah Allah. Bila ada orang ahli bermaksiat dan suka melanggar perintah serta larangan Allah, pasti tidak akan jadi kekasih Allah. Karena Allah itu, laa yakmurukum bis suu-i wal fakhsyaa-i wal munkari wal baghi (Allah tidak memerintahkan kalian berbuat kejahatan, kekejian, kemunkaran dan kemaksiatan).
Tetapi, beberapa masyarakat terkadang memaknai `wali` itu sebagai orang sakti yang bisa melakukan apa saja, sampai terlihat berperilaku nyeleneh, atau tidak wajar dikerjakan oleh umat Islam pada umumnya.
Bahkan juga terkadang umat salah bersikap, seperti pada orang yang melawan syariat Islam juga tiba-tiba dikira wali serta dipercaya kebenaran sepak terjangnya, karena terlanjur memperoleh julukan `wali`.
Misalnya, bila ada orang yang berpenampilan agamis, seperti suka memakai baju islami, dengan aksesori yg tidak umum digunakan orang-orang, lalu ia melakukan beberapa hal yang berlawanan dengan rutinitas biasanya, sampai yang terlihat pada dirinya yaitu karakter nyeleneh atau terlihat aneh, jadi dengan serta merta orang-orang akan menyebutnya sebagai `wali`, meskipun orang itu tidak jelas aqidahnya, asal usulnya, terlebih bagaimana keabsahan ibadahnya.
Konon ada seorang yang terlanjur di kenal sebagai tokoh Islam serta dipercaya sebagai seseorang `wali`, meskipun ia tidak pernah shalat fardlu lima waktu, terkecuali hanya kadang-kadang saja bila ia anggap penting, untuk kelanggengan kedudukannya di mata orang-orang, bahkan banyak perilakunya yang bertentangan dengan syariat Islam.
Diantaranya, ia tidak mematuhi ayat Alquran dengan cara terang-terangan, pada firman Allah yang berarti :
Dan sesungguhnya Allah sudah menurunkan pada kamu didalam Al-Quran bahwa apabila anda mendengar ayat-ayat Allah diingkari serta diperolok-olokkan (oleh orang-orang kafir waktu mereka mengadakan ritual menyembah tuhan mereka), jadi janganlah kamu duduk beserta mereka, hingga mereka masuk perbincangan yang lain. Karena sebenarnya (bila kamu berbuat demikian), tentunya kamu sama dengan mereka (dalam kemusyrikan). Sebenarnya Allah akan menghimpun semua orang-orang munafik (yang duduk dalam acara ritual orang kafir) serta orang-orang kafir, didalam Jahannam. (QS. Annisa, 40).
Sang tokoh, justru ikut ada dalam natalan yang di gelar di gereja oleh kaum Nasrani musuh-musuh Allah. Bahkan dalam satu acara, sang tokoh yang diwalikan ini ikut dibaptis oleh pendeta wanita yang datang dari luar negeri. Videonya juga telah beredar di internet.
Yang lebih runyam, ketika ia melanggar aqidah tauhid, yakni melecehkan ayat-ayat Alquran dengan menyebutnya sebagai kitab suci paling porno se dunia, tetapi masyarakat masih saja mengagung-agungkannya serta meyakininya sebagai `wali`.
Bila di teliti, ternyata konon, berita kewaliannya itu sengaja dihembuskan oleh media massa sekuler, untuk keuntungan kenaikan oplah secara bisnis dengan mengangkat tema itu.
Ada peristiwa semacam ini adakalanya karena `wali` imitasi yang berkaitan, mempunyai `keramat gandul`, yakni karena kebesaran nama orangtua atau kakek moyang atau marganya, lalu digunakan media massa untuk kebutuhan bisnisnya.
Misalnya, media sering kali membuat beberapa arti baru yang berkesan dibuat-buat, seperti Fulan anak mantan menteri agama, atau Fulan cucu pendiri NU, atau Fulan dari keluarga darah biru, dan sebagainya.
Demikianlah salah satu modus media sekuler dalam memoles seorang yang banyak bermaksiat pada Allah berproses jadi `wali` imitasi di hadapan publik.
Sayangnya, kebanyakan bangsa Indonesia ini masih yakin 100 % pada kabar berita media masa dengan tanpa di teliti lagi atau disaring lagi, jadi berita-berita itupun segera ditelan mentah-mentah, terlebih bila berbau infotaiment.
Termasuk berita kewalian seorang yang dalam kesehariannya tidak bersyariat secara baik serta benar, namun tetap dielu-elukan sebagai seorang wali. Bahkan juga waktu meninggalpun ia tetap diagung-agungkan sampai terkesan dikultuskan.
Keanehan semacam ini betul-betul terjadi di Indonesia.
Bila konon di jaman Nabi terdahulu ada seseorang kaya bernama Qarun yang kekayaannya begitu melimpah ruah, tetapi ia begitu dhalim pada orang lain, dan berani ingkar tehadap agama Allah karena mengikuti ajakan setan. Jadi Allah juga murka terhadapnya sampai Allah memerintahkan bumi untuk menelannya.
Jadi bumi pun atas ijin Allah, menarik Qarun sampai dirinya amblas terkubur ditelan bumi.
Keadaan kuburan Qarun yang amblas itu pertanda dahsyatnya kemurkaan Allah padanya, karena Qarun telah jadi kekasih setan (walinya setan) serta melawan perintah Allah.
Nah, di jaman edan ini, bila ada kuburan seseorang tokoh yang amblas, jadi oleh keterbalikan logika orang-orang, ataupun kesalahkaprahan umat Islam kalangan awam dalam memaknai arti wali, jadi justru kuburan amblas macam demikian itu yang dikira sebagai kuburan wali keramat, sampai perlu ramai-ramai untuk diziarahinya.
Walau sebenarnya, kemurkaan Allah pada kemungkaran Qarun yang ditampakkan dengan amblasnya kuburan Qarun itu, yaitu sebagai peringatan dari Allah pada umat manusia.
Berarti, bila mereka melanggar perintah serta larangan Allah, jadi Allah tidak akan segan-segan mengamblaskan kuburannya waktu sudah meninggal.
Nah, peristiwa kuburan amblas di muka bumi semcam ini, dapat terjadi karena Allah murka pada penghuninya, serta besar kemungkinan karena konon penghuninya tidak mengikuti perintah Allah serta tidak menjauhi larangan-larangan-Nya.
Semoga kuburan kita serta anak cucu kita tidak ada yang amblas, sekalipun hanya sejengkal.
Sumber : www. nugarislurus. com