MASYAALLAH!!! ISTRI PENYABAR DAN ROMANTIS INI DIJAMIN MASUK SURGA,,TOLONG BAGIKAN SEMOGA YANG MEMBAGIKAN SELALU LANGGENG DALAM BERHUBUNGAN


Ada beberapa shahabat dan shahabiyah yang memperoleh jaminan 
masuk surga. Dalam hadits shahih, Rasulullah menyampaikan sebagian nama mereka. Sebagian dibarengi penjelasan amal-amal istimewa yang mereka lakukan sampai memperoleh jaminan itu. 

ISTRI PENYABAR DAN ROMANTIS INI DIJAMIN MASUK SURGA 

Misalnya, Bilal bin Rabah. Waktu Rasulullah melakukan isra’ mi’raj, beliau mendengar suara terompah di surga. Nyatanya itu yakni suara terompah Bilal. Ia telah dijamin masuk surga. Apa amal istimewanya? Rupanya Bilal selalu melindungi wudhu. Demikian batal, muadzin Rasulullah itu selekasnya mengambil air wudhu dan lalu shalat sunnah dua rakaat. Demikian selanjutnya. 

Terkecuali mendengar suara terompah lelaki, Rasulullah pada isra’ mi’raj itu juga mendengar suara langkah kaki wanita. Siapakah wanita yang dijamin masuk surga itu? Dalam hadits cerita Muslim, sebagian Malaikat menjawab, “Dia yakni Ghumaisha’ binti Mahlan, ibu Anas bin Malik” 

Siapakah Ghumaisha’ binti Mahlan? Mungkin saja nama itu asing untuk kita. Sebab kita lebih mengenalnya dengan nama kunyahnya ; Ummu Sulaim. 

Dalam sirah shahabiyah, di uraikan amal istimewa Ummu Sulaim. Yakni kesabaran dan romantisnya pada suami. 

Satu hari, Abu Thalhah suami Ummu Sulaim pergi berjihad. Ia masih pergi walaupun anaknya saat itu tengah demam, sakit. Ditinggal Abu Thalhah, keadaan anak tidak lebih baik, malah ia lalu meninggal dunia. Sebagai ibu, Ummu Sulaim tentu merasa kehilangan. Namun kesabarannya sungguh mengagumkan. 

Selang beberapa jam setelah sang anak meninggal dunia, Abu Thalhah pulang. Ummu Sulaim menyambutnya dengan muka penuh cinta ; tidak ada rona rasa sedih sedikitpun. 

“Bagaimana keadaan anak kita? ” bertanya Abu Thalhah. 
“Sekarang ia lebih tenang” jawab Ummu Sulaim. Dan memang benar, anak yang meninggal dunia tentunya lebih tenang daripada waktu ia sakit. Terutama anak kecil yg tidak punyai dosa, demikian meninggal dunia ia tidak punyai beban sekalipun. 

Ummu Sulaim mempersilahkan Abu Thalhah makan dulu, apa keperluannya dilayani, rasa lelahnya diobati, badan yang capek dipijati, dan sebagainya. Hingga puncaknya, Abu Thalhah diajaknya melepas rindu, menyatu dalam nikmat surga dunia. 

Paginya, Ummu Sulaim ajukan pertanyaan pada Abu Thalhah. “Wahai suamiku, apabila ada orang yang menitipkan barang pada kita, lalu satu saat orang itu datang mengambilnya, apa yang kita lakukan? ” 
“Tentu kita harus kembalikan barang titipan itu, ” jawab Abu Thalhah. 
“Sesungguhnya anak kita telah meninggal dunia. Ia titipan Allah, dan telah diambil olehNya sebelumnya engkau pulang” 

Abu Thalhah tidak marah. Tetapi, ia merasa terkejut dengan berita ini. Bagaimana mungkin saja semalam ia demikian bahagia, walaupun sesungguhnya anaknya telah tidak ada. Tidak suka dengan hal semacam ini, ia juga mengadu pada Rasulullah. 

Apa jawaban Rasulullah? Beliau malah memberi pujian pada sikap Ummu Sulaim yang begitu sabar dan penuh kasih sayang itu. Ummu Sulaim telah lakukan hal istimewa yg tidak bisa dikerjakan banyak wanita yang lain. Ia bisa bersabar atas musibah yang dirasakannya. Ia tidak segera memberitahukan suaminya agar ia istirahat dulu dan menentramkan diri. Bahkan ia dijamu dengan jima’ yang membuatnya berbahagia. “Allah memberkahi apa yang kalian lakukan semalam, ” sabda Rasulullah. 

Dan benar. Dari jalinan malam itu Abu Thalhah dan Ummu Sulaim dikaruniai anak yang hafal Qur’an. Dan bukan hanya anak itu, semuanya anak mereka yang sejumlah sembilan orang semuanya juga hafal Qur’an 

sumber : http :// tausiahagamaislam. blogspot. com