Beberapa siswa di dua Kabupaten yakni Karanganyar dan Boyolali, Jawa Tengah harus bertaruh nyawa untuk bersekolah.
Hal semacam ini karena siswa yang ada di dua kabupaten ini tepatnya di Desa Bolon, Kecamatan Colomadu, Karanganyar dan di Desa Suruh, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali harus melalui jembatan yang kondisinya memprihatinkan. .
Sebagian siswa ini harus melalui sungai Pepe lewat jembatan selama 50 mtr. yang hanya terbuat dari sebilah papan di atas saluran irigasi yang menghubungkan ke-2 desa ini.
Peluang jatuh ke bawah sungai yang setinggi 25 mtr. dari jembatan dilalui sebagian siswa untuk mempersingkat saat, karena jika harus memutar ke jembatan di Pasar Colomadu harus melalui jarak delapan hingga 10 km..
“Tidak takut jatuh karena sudah biasa. Tetapi ya harus hati-hati karena apabila hujan papannya licin. Apabila melalui sini jaraknya lebih dekat hanya sekitar satu km., ” papar Arif yang datang dari Desa Bolon, Karanganyar yang akan pergi ke sekolahnya di MTS Ngemplak, Boyolali.
Beberapa siswa di dua Kabupaten yakni Karanganyar dan Boyolali, Jawa Tengah harus bertaruh nyawa untuk bersekolah.
Hal sama juga diutarakan warga Ngemplak, Boyolali yang akan pergi ke sekolahnya yakni SMK YP Colomadu, Karanganyar, Dicky yang sekian kali sering lihat orang jatuh.
“Pernah ada juga yang jatuh, dan berharap pemerintah dapat menyediakan atau memperbaiki jembatan ini, ” harapnya.
Sumber;Merdeka.com