Ribuan Orang Menangis Membaca Kisah ini ! Kisah Bilal dan Kumandang Adzan Terakhirnya

Bilal bin Rabah adalah seseorang budak berkulit hitam dari Habsyah (Ethiopia) yang memeluk Islam ketika masihjadi budak. Tetapi saat keislaman Bilal di ketahui oleh majikannya, Bilal juga disiksa setiap hari supaya ia meninggalkan islam. Sehingga satu hari Abu Bakar memerdekakan Bilal dan iapun jadi sahabat paling setia Rosululloh SAW. 


Dalam satu hadits diceritakan kalau Rosululloh saw pernah bermimpi mendengar suara terompah Bilal di surga. Lalu saat hukum syariat adzan diperintahkan oleh Alloh jadi orang yang pertama kali diperintah oleh Rosululloh untuk mengumandangkannya yaitu Bilal bin Rabah, ia diambil karena suara Bilal begitu merdu. 

Peristiwa wafatnya Rosululloh, membuat Bilal dirundung kesedihan yang mendalam. Satu ketika Kholifa Abu Bakar meminta Bilal untuk jadi muadzin kembali, tetapi dengan perasaan yang masih sedih Bilal berkata : 
”Biarkan saya hanya jadi muadzin Rosululloh saja. Rosululloh sudah tiada, jadi saya bukan muadzin siapa-siapa lagi. " 

Sepeninggalan Rosululloh SAW masih merasa di hati Bilal ia pun meninggalkan Madinah dan mengikuti pasukan Fath Islamy menuju Syam, dan lalu tinggal di Homs, Syria. 

Sesudah tingga lama di Syria, Bilal tidak pernah mengunjungi Madinah. Lalu hingga disuatu malam, Rosululloh ada dalam mimpi Bilal, dan menegurnya : 
 " Ya Bilal, Wa maa hadzal jafa? Hai Bilal, mengapa engkau tidak mengunjungiku? Mengapa sampai seperti ini? ". 

Dengan kejadian mimpi itu ia juga bangun dan segera menyiapkan diri untuk melakukan perjalanan ke Madinah guna berziarah ke makam Rosululloh. Setiba di Madinah, Bilal tidak dapat menahan rindu dan kesedihannya pada Rosululloh SAW. 


Lalu datang cucu Rosululloh Hasan dan Husein. Dengan mata sembab oleh tangis, Bilal yang kian beranjak tua memeluk ke-2 cucu Rosululloh itu. 

Salah satu cucu Rosululloh SAW berkata pada Bilal : 
 " Paman, maukah engkau sekali saja mengumandangkan adzan untuk kami? Kami ingin mengenang kakek kami. " 

Umar bin Khottab yang waktu itu sebagai Khalifah juga memohon pada Bilal untuk mengumandangkan adzan, walau sekali saja. Dengan perasaan berat lalu Bilal juga memenuhi keinginan itu. Saat waktu sholat tiba, dia naik pada tempat dahulu biasa dia adzan pada masa Rosululloh masih hidup. 

Dan mulailah dia mengumandangkan adzan. Waktu lafadz Allohu Akbar dikumandangkan olehnya, mendadak semua Madinah senyap, semua aktifitas berhenti, semua terkejut. 

Suara yang sudah bertahun-tahun hilang, suara yang mengingatkan pada sosok Nan Agung, suara yang begitu dirindukan itu sudah kembali. 

Ketika Bilal meneriakkan kata Asyhadu an laa ilaha illolloh, jadi semua isi kota madinah berlarian ke arah suara itu sambil berteriak, bahkan beberapa gadis dalam pingitanpun mereka keluar menuju ke arah suara itu berkumandang. 

Dan waktu bilal mengumandangkan Asyhadu anna Muhammadan Rosululloh, Jadi madinah pecah oleh tangisan dan ratapan yang begitu memilukan. 

Semua menangis, teringat bebrapa masa indah bersama Rosululloh, Umar bin Khattab yang paling keras tangisnya. Bahkan Bilal sendiri juga tidak mampu meneruskan adzannya, lidahnya tercekat oleh air mata yang berderai. 

Hari itu madinah mengenang masa saat masih ada Rosululloh di antara mereka. 
Hari itu yaitu adzan pertama dan terakhir untuk Bilal sesudah Rosululloh meninggal dunia. Itulqh adzan Bilal yang tidak dapat dirampungkan karena tidak mampu lagi menahan kesedihan. 

Subhanalloh, sungguh cerita yang begitu mengharukan begitu cintanya Bilal pada Rosululloh SAW. 

Sampai akupun tidak mampu menahan tangisku waktu saya membaca cerita ini. Saya sangat merasa kalau saya ada di tengah-tengah mereka yang sedang menangis karena mengenang Rosululloh SAW. reportaseterkini